Suara-IKN.com,- Mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi kini menjadi topik pidato yang sering Presiden Prabowo sampaikan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo dalam Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 di Istora Senayan Jakarta pada Rabu, 5 Februari 2025 mengatakan untuk meniru keberanian Gus Dur dalam memimpin.
“Pada saat itu Gus Dur mungkin kurang populer dengan banyak orang karena beliau berani, sekarang pun saudara-saudara kita harus berani,” kata Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo menegaskan kasus korupsi harus dibersihkan dari pemerintahannya.
“Saya ajak semua rekan-rekan saya dalam pemerintahan, dalam Kabinet Merah Putih, saya mengajak mereka kita harus berani mengoreksi diri, berani membangun suatu pemerintahan ke depan yang bersih, pemerintah yang bebas dari penyelewengan dan dari korupsi,” ujar Presiden Prabowo saat itu.
“Saya pernah menyampaikan, seluruh aparat, seluruh institusi, bersihkan dirimu, sebelum kau dibersihkan,” tambahnya.
Topik tersebut kembali disinggung saat berpidato untuk Pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya pada Senin, 10 Februari 2025.
Bekerja Sebaik-baiknya Untuk Rakyat dan Negara
Dalam pidatonya, Presiden mengungkapkan jika dengan itikad baik dan niat tulus, akan mendapat perlindungan dari Tuhan.
“Niat kita adalah menegakkan keadilan dan kebenaran dan kejujuran, itu niat kita,” kata Presiden.
“Dan dengan niat seperti itu, kita yakin bahwa kita berada di atas jalan yang benar,” imbuhnya.
Presiden juga menegaskan kalau bersama para menteri, tidak akan ragu untuk bekerja sebaik-baiknya untuk rakyat Indonesia.
Ingatkan Koruptor Untuk Mengembalikan Uang Rakyat
Presiden juga mengatakan bahwa ia ingin menegakkan kebenaran dan mengajak kebaikan dengan cara yang damai.
“Tapi kalau maling, enggak usah diajak rukun,” kata Presiden yang disambut riuh tepuk tangan peserta Kongres.
“Saya ingin mengajak kebaikan, saya mau mendekati dengan baik, ya saya katakan sudah 100 hari, mbok sadar, mbok bersihkan diri, iya kan?” kata Presiden lagi.
“Hai koruptor-koruptor, yang kau curi ya mbok kembaliin untuk rakyat, kalau malu-malu nanti kita cari cara yang enggak malu tapi mbok ya kembaliin,” imbuhnya.
“Saya tunggu 100 hari, 102 hari, 103 hari, ini sudah 100 berapa hari ya? Apa boleh buat, ya terpaksa Jaksa Agung, Kapolri, BPKP, KPK silakan,” tambah Presiden.
Presiden Prabowo Tak Menampik Adanya Perlawanan
Sementara dalam pidato saat Harlah Nahdlatul Ulama, Presiden juga mengungkapkan dirinya mengetahui kalau ada perlawanan yang dilakukan.
Namun menurutnya, semua dilakukan untuk perjuangan kepada rakyat Indonesia.
“Kami akan terus dan kami mengerti, kami tahu ada perlawanan-perlawanan tapi kami yakin apa yang kami perjuangkan adalah untuk bangsa dan rakyat Indonesia,” ujar Presiden. (Red)
Sumber